Paradigma dalam pendidikan merupakan suatu hal yang mendasar bagi system pendidikan itu sendiri, dimana dari paradigm ini, dibangunlah mainstream dalm mekanisasi proses pendidikan. Tentunya pendidikan haruslah menjadikan manusia seutuhnya. Manusia yang mempu memahami hakikat kediriannya sebagai mahluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan mahluk-mahluk lainnya. Sehingganya manusia mampu melaksanakan upaya-upaya pencapaian tujuan hidupnya.
Terdapat berbagai pandangan dikalangan pendidik yang berpikir secara radikal. Dimana pendidikan hari ini pada dasarnya tidak pernah lepas dari dominasi ataupun intevensi situaasi politik dan bersifat untuk melanggengkan kepentingan para penguasa. Pendidikan dijadikan sebagai alat untuk melegitimasi kepentingan segolongan orang tertentu. Oleh karenanya pendidikan hanya sebatas menhasilkan struktur social dan dan system nya dengan ketidak adilan seperti relasi kelas, gender dan status social. Pandangan inilah yang dikenal dengan teori reproduksi pedidikan. Namun tidak dapat dinafikan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari konteks social yang dalam tatanan yang berkembang dalam suatu maasyarakat.
Sebgai anti tesis dari teori tersebut, dimana teori reproduksi dikalangan pendidik radikal, mengasumsikan bahwa proses reproduksi haruslah menghasilkan kesadaran kritis yang kemudian akan menghasilkan kesadaran kelas, kesadaran gender, ataupun kesadaran kritis lainnya. Konsep inilah yang menjadikan pendidikan sebagai salah satu pembebas bagi manusia. Mengapa tidak, manusia dalam perkembangannya mengalami dehumanisasi, entah itu ekspliotasi, hegemoni dan dominasi budaya, dominasi gender ataupun lainnya.
Oleh karenanya pendidikan seharusnya menjadi sebuah sarana untuk memproduksi kesadaran secara kritis sebagai sebuah langkah awal pembebasan manusia. Yang dalam hal ini membangkitkan kesadaran kritis manusia akan eksistensinya, dimana sesuai dengan prinsip Freirean dimana pendidikan adalah sebuah upaya sadar untuk kembali memanusiakan manusia.
Paradigma dalam pendidikan merupakan suatu hal yang mendasar bagi system pendidikan itu sendiri, dimana dari paradigm ini, dibangunlah mainstream dalm mekanisasi proses pendidikan. Tentunya pendidikan haruslah menjadikan manusia seutuhnya. Manusia yang mempu memahami hakikat kediriannya sebagai mahluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan mahluk-mahluk lainnya. Sehingganya manusia mampu melaksanakan upaya-upaya pencapaian tujuan hidupnya.
Terdapat berbagai pandangan dikalangan pendidik yang berpikir secara radikal. Dimana pendidikan hari ini pada dasarnya tidak pernah lepas dari dominasi ataupun intevensi situaasi politik dan bersifat untuk melanggengkan kepentingan para penguasa. Pendidikan dijadikan sebagai alat untuk melegitimasi kepentingan segolongan orang tertentu. Oleh karenanya pendidikan hanya sebatas menhasilkan struktur social dan dan system nya dengan ketidak adilan seperti relasi kelas, gender dan status social. Pandangan inilah yang dikenal dengan teori reproduksi pedidikan. Namun tidak dapat dinafikan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari konteks social yang dalam tatanan yang berkembang dalam suatu maasyarakat.
Sebgai anti tesis dari teori tersebut, dimana teori reproduksi dikalangan pendidik radikal, mengasumsikan bahwa proses reproduksi haruslah menghasilkan kesadaran kritis yang kemudian akan menghasilkan kesadaran kelas, kesadaran gender, ataupun kesadaran kritis lainnya. Konsep inilah yang menjadikan pendidikan sebagai salah satu pembebas bagi manusia. Mengapa tidak, manusia dalam perkembangannya mengalami dehumanisasi, entah itu ekspliotasi, hegemoni dan dominasi budaya, dominasi gender ataupun lainnya.
Oleh karenanya pendidikan seharusnya menjadi sebuah sarana untuk memproduksi kesadaran secara kritis sebagai sebuah langkah awal pembebasan manusia. Yang dalam hal ini membangkitkan kesadaran kritis manusia akan eksistensinya, dimana sesuai dengan prinsip Freirean dimana pendidikan adalah sebuah upaya sadar untuk kembali memanusiakan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar