Sama sekali bertolak belakang dengan anggapan Darwin, dalam catatan fosil, filum-filum utama tersebut muncul dalam keadaan telah berbentuk lengkap dan sempurna di awal masa pembentukan lapisan bumi yang disebut Kambrium. Di lapisan ini, tidak ditemukan pula bukti yang menunjukkan filum-filum ini terbentuk sebagai keturunan dari satu nenek moyang bersama. Kemunculan filum-filum utama hewan secara serentak dan tiba-tiba ini dikenal sebagai “Ledakan Kambrium”, atau “Life’s Big Bang” (Ledakan Besar Kehidupan). Banyak ahli fosil menganggapnya sebagai salah satu ciri paling nyata dari catatan fosil. Ledakan Kambrium telah menjadi topik ulasan majalah terkenal seperti Scientific American, bahkan di tahun 1995 terpampang di sampul depan majalah Time. Sungguh mengherankan bahwa, ketika berbicara seputar catatan fosil, buku-buku pelajaran biologi tidak menyebutkan sama sekali atau tidak membahas fenomena Ledakan Kambrium ini secara panjang lebar sebagai fakta yang malah menentang anggapan Darwin dan pohon silsilah evolusinya.
ZAMAN KAMBRIUM
Darwin menjuluki teorinya “descent with modification” (terbentuknya keturunan melalui perubahan), yang memperlihatkan keyakinannya bahwa seluruh jenis makhluk hidup diturunkan dari satu nenek moyang yang sama, yang hidup di masa lampau. Jika dugaan ini benar, maka gambar pohon silsilah makhluk hidup sebagaimana tercantum dalam buku Darwin The Origin of Species akan terbukti benar seiring dengan semakin banyaknya penemuan fosil. Menurut pohon silsilah ini, satu nenek moyang bersama dari seluruh makhluk hidup yang ada sekarang ini, muncul terlebih dahulu di bagian paling bawah di pangkal pohon silsilah itu; perbedaan-perbedaan kecil di antara individu-individu sejenis pada akhirnya mengarah pada pembentukan spesies-spesies yang berbeda. Akhirnya, perbedaan-perbedaan besar yang memisahkan kelompok-kelompok modern makhluk hidup (yang dinamakan “filum”) pun terbentuk. Filum-filum utama ini meliputi anelida (cacing tanah dan lintah), moluska (kerang dan siput), artropoda (udang karang dan serangga), ekinoderma (bintang laut) dan kordata (ikan dan mamalia).
Lapisan tertua bumi, tempat masih ditemukannya fosil makhluk hidup, adalah lapisan Kambrium, yang diperkirakan berumur 500-530 juta tahun. Di lapisan-lapisan lebih tua dari Kambrium, tidak terlihat adanya fosil makhluk hidup apa pun kecuali sejumlah kecil organisme bersel satu. Anehnya, di zaman Kambrium, banyak spesies beragam muncul bersamaan secara tiba-tiba. Lebih dari tiga puluh spesies
hewan tak bertulang belakang seperti ubur-ubur, bintang laut, trilobita dan bekicot muncul serentak secara tiba-tiba.
hewan tak bertulang belakang seperti ubur-ubur, bintang laut, trilobita dan bekicot muncul serentak secara tiba-tiba.
Teori evolusi menyatakan bahwa kelompok makhluk hidup yang berbeda-beda (filum) terbentuk dan berkembang dari satu nenek moyang bersama, dan berubah menjadi bentuk yang semakin berbeda satu sama lain seiring berlalunya waktu. Gambar paling atas menampilkan pernyataan ini, yang dapat digambarkan menyerupai proses percabangan pohon. Namun, fakta catatan fosil malah membuktikan kebalikannya. Sebagaimana diperlihatkan gambar paling bawah, beragam kelompok makhluk hidup muncul serentak dan tiba-tiba dengan ciri tubuh masing-masing yang khas. Sekitar 100 filum mendadak muncul di zaman Kambrium. Setelah itu, jumlah mereka menurun (karena punahnya sejumlah filum) , dan bukannya meningkat. (www.arn.org) |
Makhluk hidup ini memiliki sistem tubuh yang rumit seperti sistem peredaran darah, dan juga organ-organ sangat kompleks. Misalnya, mata trilobita tersusun atas ratusan sel-sel yang menyerupai sarang lebah, masing-masing memiliki sistem dua lensa. Ini adalah keajaiban perancangan. Ini adalah mata pertama yang ada di muka bumi, yang dengan telak menggugurkan pernyataan penganut Darwinisme yang menyatakan bahwa kehidupan berevolusi dari bentuk paling sederhana ke bentuk lebih rumit dan sempurna.
Di samping itu, struktur mata trilobita yang menyerupai sarang lebah masih ada sejak lima ratus tiga puluh juta tahun lalu hingga kini tanpa perubahan sedikit pun. Serangga modern seperti lebah dan capung memiliki struktur mata sama seperti trilobita.
Menurut teori evolusi, spesies berevolusi dari bentuk yang telah ada sebelumnya. Namun, tidak dijumpai bentuk kehidupan kompleks lain yang diketahui pernah ada sebelum trilobita dan spesies lain dari zaman Kambrium. Spesies-spesies zaman Kambrium muncul bersamaan secara tiba-tiba, tanpa nenek moyang.
Pendukung teori evolusi terkenal, ahli zoologi asal Inggris, Richard Dawkins, mengemukakan pengakuannya tentang masalah ini:
Seolah-olah spesies zaman Kambrium ditempatkan di sana begitu saja, tanpa sejarah evolusi. (Richard Dawkins, The Blind Wat chmaker , London: W. W. Norton 1986, h. 229)
Keadaan ini menggugurkan teori evolusi dengan telak, sebab Darwin telah menulis dalam bukunya The Origin of Species:
Jika beragam spesies, yang berasal dari genera atau famili yang sama, benar-benar telah memulai kehidupan secara bersamaan, maka fakta ini akan berakibat mematikan bagi teori asal usul dengan perubahan perlahan melalui seleksi alam.(Charles Darwin, The Origin of Species : A Facsimile of the First Edition , Harvard University Press, 1964, h. 302)
Pukulan mematikan yang dikhawatirkan Darwin ini berasal dari zaman Kambrium, yakni bagian paling awal dari catatan fosil.
ZAMAN SETELAH KAMBRIUM
Di semua lapisan fosil setelah zaman Kambrium, spesies makhluk hidup selalu muncul secara tiba-tiba dengan struktur tubuh mereka yang telah lengkap dan sempurna. Kelompok utama seperti ikan, ampibi, reptil, burung dan mamalia serta ratusan ribu spesies berbeda yang termasuk dalam beragam kelompok ini, semua muncul tiba-tiba dengan struktur tubuh yang telah lengkap. Tidak dijumpai satu bentuk mata rantai atau peralihan pun di antara kelompok-kelompok yang ada sebagaimana perkiraan evolusionis.
Fakta ini jelas membuktikan bahwa seluruh jenis makhluk hidup sedari awal memang telah diciptakan masing-masing secara terpisah oleh Allah. Paleontolog evolusionis, Mark Czarnecki mengakui fakta ini sebagai berikut:
Kendala utama dalam pembuktian teori ini terletak pada catatan fosil... Catatan ini belum pernah memperlihatkan jejak-jejak adanya spesies pertengahan sebagaimana perkiraan Darwin. Sebaliknya, spesies muncul dan punah tiba-tiba secara bersamaan, dan keanehan ini telah memperkukuh pendapat pendukung teori penciptaan yang menyatakan bahwa tiap-tiap spesies diciptakan oleh Tuhan. (Mark Czarnecki, "The Revival of the Creationist Crusade", MacLean's, January 19, 1981, h. 56.)
Selain itu, tidak ada perbedaan antara fosil berusia ratusan juta tahun lalu dengan keturunan modern mereka. Misalnya, ikan hiu berumur empat ratus juta tahun dengan ikan hiu modern memiliki struktur yang sama persis. Demikian pula, tidak ada perbedaan antara semut berusia seratus juta tahun dengan semut modern, capung berumur seratus tiga puluh lima juta tahun dengan capung modern, penyu berusia seratus juta tahun dengan penyu modern, atau kelelawar berumur lima puluh lima juta tahun dengan kelelawar modern.
Begitulah, semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah masing-masing secara terpisah, dan tidak mengalami evolusi apa pun setelah mereka diciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar