Semikonduktor
(Elektronika Dasar)
Karakteristik
Atom
Karakteristik suatu atom adalah :
1.
Setiap inti mempunyai medan gaya tarik dengan
elektronnya dan dikenal sebagai muatan,
2.
Inti bermuatan positip terhadap elektron,
sebaliknya e lektron bermuatan negatip
terhadap intinya,
3.
Kedua muatan tersebut dapat saling tarik menarik
atau tolak menolak,dan juga bisa bermuatan netral jika jumlah muatan positip
dan negatipnya seimbang.
Susunan Atom
Elektron-elektron yang
melintas pada lapisan terdalam (berdekatan dengan inti) akan terikat kuat oleh
muatan intinya dana kan sulit untuk melepaskan diri dari susunannya. Sedang
bagi elektron-elektron yang menempati lapisan terluar akan mudah dipengaruhi
oleh sejumlah tenaga dari luar dan mereka dapat keluar sebagai elektron bebas .
Elektron yang menempati lapisan terluar tersebut sangat memegang peranan
penting dalam penentuan sifat kimia dan kelistrikan unsur dan sering disebut
sebagai elektron martabat
(Valensi).
Setiap
elektron mempunyai kemampuan untuk mengikat satu elektron lain dari atom
lainnya yang berada disekitarnya. Misalkan ada beberapa atom silikon yang
saling berdekatan seperti gambar 1.3, maka elektron-elektron yang saling berdekatan
akan menjalin ikatan yang dikenal sebagai Ikatan Kovalen (Covalent-Bond).
Pada umumnya bahan kelistrikan
yang anda kenal ada dua, yaitu
penghantar (konduktor) dan penyekat (isolator). Suatu bahan konduktor dikatakan
baik, jika mempunyai nilai tahanan jenis yang rendah yaitu berkisar antara 10-8 sampai 10-7 ohm-meter. Sedangkan
suatu
bahan isolator dikatakan baik jika mempunyai nilai tahanan jenis yang
tinggi, yaitu berkisar antara 104 sampai 1016
ohm-meter. Selain kedua jenis bahan
di atas, ada suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis yang berubah-ubah seiring
dengan perubahan temperatur.
Bahan ini digolongkan pada bahan
setengah-penghantar (semiconductor),
dimana pada temperatur absolut (00K =
-2730 C) dalam keadaan murni bersifat sebagai
isolator, sedangkan jika ada kenaikan temperatur sifatnya akan berubah menjadi
konduktor. Nilai tahanan jenis bahan
semikonduktor ini berkisar antara 10-1 sampai 10-15 ohm-meter.
Berikut ini diperlihatkan contoh perbedaan tahanan jenis
bahan pada temperatur kamar
Terbentuknya
Bahan Semikonduktor tipe P dan N
Bahan dasar yang bayak dan
sering digunakan dalam membuat piranti elektronik adalah bahan Germanium dan
Silikon, dimana kedua bahan tersebut mempunyai elektron valensi yang sama yaitu
empat buah elektron-elektron bebas akan mengalir dalam bahan semikonduktor pada
temperatur diatas nol -mutlak. Atau dengan kata lain harus adanya pemaksaan
panas (agitasi thermis). Selain itu juga disebutkan adanya metoda impurity,
dimana unsur murni bahan semikonduktor tersebut dicampur dengan unsur lainnya
(agitasi chemis).
bervalensi tiga, misal unsur
Indium (In) dan Galium (Ga). Dikarenakan unsur silikon bervalensi empat, maka unsur indium yang
bervalensi tiga akan menerima empat buah
elektron
Sebagai paduan bersama, maka akan
terbentuk bahan baru yang disebut silikon atau germanium tipe P, dimana hurup P
ini menunjukkan muatan terbanyak positip atau hole. Dikarenakan atom indium
menerima elektron dari silikon atau germanium, maka indium disebut sebagai
penerima (akseptor). Gambar 1.6. memperlihatkan susunan kristal silikon-P dan
jika anda perhatikan lebih seksama akan
tampak pada ikatan kovalennya terjadi kekurangan elektron yang
mengasilkan muatan positip (hole).
Jika hasil pencampuran antara
atom unsur semikonduktor yang bervalensi empat dengan unsur yang bervalensi
tiga akan menghasilkan campuran yang bermuatan positip dan untuk memperoleh
campuran yang bermuatan negatip kita harus campurkan bahan silikon atau
germanium dengan unsur lain yang bervalensi lima misalnya unsur Arsenikum,
Antimon atau Phospor. Campuran ini akan membentuk campuran bermuatan negatip
dikarenak an kelebihan elektron. Unsur pencampur tersebut dinamakan unsur pemberi (donor) sedangkan hasil campurannya
disebut Silikon atau Germanium tipe N
Dioda PN
Sambungan bahan semikonduktor tipe P dan N mendasari
terbentuknya suatu piranti elektronik aktif yang dikenal sebagai Dioda. Dioda ini berasal dari dua kata Duo dan
Electrode yang berarti dua
elektroda, yaitu Anoda yang berpolaritas
postip dan Katoda yang berpolatitas negatip. Secara umum dioda disimbolkan dan
bentuk fisiknya seperti terlihat pada gambar 1.8. Salah satu aplikasi
penggunaan dioda dalam ilmu kelistrikan adalah sebagai penyearah arus (rectifier) dari arus
bolak-balik ke arus searah.
Sifat
Dioda
1. Bias Maju
Jika anoda dihubungkan dengan kutub positip sumber searah dan katodanya dihubungkan dengan kutub negatipnya seperti terlihat pada gambar 1.9., maka rangkaian tersebut dikenal sebagai rangkaian bias maju (Forward -Bias). Pada kondisi seperti ini arus akan mengalir dari anoda menuju katoda. Tegangan dimana dioda mulai mengalirkan arus disebut sebagai tegangan kerja dioda ( d). untuk dioda silikon Ud 0,7 volt sedangkan untuk dioda germanium Ud 0,3 volt.
2. Bias Mundur
Jika
kedua elektroda dioda tersebut kita hubungkan secara terbalik (berlawanan
polaritas), yaitu anoda dihubungkan dengan sumber negatip sumber searah
sedangkan katoda dihubungkan dengan sumber positipnya, maka bias demikian
disebut bias mundur (Reverse -Bias) seperti diperlihatkan pada gambar 1.10.
Pada saat reverse ini dioda akan mempunyai nilai
hambatan yang besar, sehingga arus tidak akan
atau sedikit mengalir dalam orde mikroamper. Jika tegangan sumber dinaikkan lebih besar
lagi, maka suatu saat tertentu secara tiba-tiba arus akan naik secara linear.
Tegangan saat arus mengalir secara linear ini dikenal sebagai tegangan patahan (Breakdown Voltage).
Tegangan ini jika terus diperbesar akan mengakibatkan kerusakan pada dioda dan
untuk itu tegangan ini dibatasi hingga tegangan nominal yang dikenal dengan
nama Peak Inverse Voltage disingkat PIV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar